BIOGRAPHY
Lian Sahar
ACEH, INA, 1933
Lahir di Kutacane Aceh 1933, wafat di Yogyakarta 2010, Lian Sahar (LS) dikenal sebagai pelukis, desainer grafis dan interior. Menurut keterangan Merwan Yusuf, adik kandungnya, LS mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan sebab statusnya sebagai anggota Tentara Pelajar di masa Revolusi Kemerdekaan. LS kemungkinan pertama menempuh kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, sebelum berpindah ke Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI, kini FSRD ISI) Yogyakarta. Terdapat pula keterangan bahwa LS sempat menempuh pendidikan di Seni Rupa ITB. LS mendapat bimbingan seni rupa dari para guru seperti Sri Murtono, Abdul Salam, Saptohoedojo, Edi Kartasubarna, Ahmad Sadali dan Mochtar Apin. LS selanjutnya menetap di Yogyakarta dan menjadi staf pengajar di ASRI Yogyakarta, hingga memasuki masa purnatugas.
LS dikenal pula sebagai seorang wirausahawan. Ia mendirikan dan mengelola “Studio Pualam Timur” di Jl. Bumijo Lor Yogyakarta, sebuah perusahaan yang mengerjakan berbagai proyek “elemen estetis”. Beberapa klien dari Studio Pualam Timur adalah: kantor dan kediaman Gubernur Aceh dan Gubernur Kalimantan Timur, Kantor Kementerian Kehutanan, kantor-kantor pemerintahan di Banda Aceh dan Samarinda, Banking Hall BRI Jakarta, Museum Istana Negara Republik Indonesia Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Ruang Kerja Sri Sultan Hamengku Buwono IX Kepatihan Yogyakarta, Galeri Pusat Kesenian Jakarta TIM, dan lain-lain.
Sejak tahun 1956, LS mulai aktif dalam berbagai pameran seni rupa. Tahun 1968 berpameran tunggal di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura. Tahun 1970-1971, LS pameran keliling Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan Fukuoka, Jepang. Pada tahun 1974, LS mengikuti Pameran Besar Seni Lukis Indonesia di Taman Ismail Marzuki. Tahun 1976, di perhelatan yang sama, Sahar mendapat hadiah sebesar Rp250.000 sebagai salah satu pemenang “lukisan terbaik” bersama dengan Ahmad Sadali, Zaini, Oesman Effendi, dan A.D. Pirous. LS berturut mengikuti perhelatan yang sama, tahun 1978 dan 1980, hingga kemudian bernama Biennale Seni Lukis di TIM 1987, dan Biennale Jakarta 2006.
LS pun tercatat mengikuti “PAMERAN BESAR SENI RUPA Senirupawan Indonesia Yogyakarta”, di Gedung Agung Yogyakarta, 1979. Kegiatan penting lain adalah pameran pada KIAS (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat/Festival of Indonesia) 1990-1991. Biennale Seni Lukis Yogyakarta III, 1992. Pameran Seni Rupa Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) VIII, 1996.
Pameran tunggal terakhir LS, “Dimana tak Dinama”, Balai Rupa Tembi, Yogyakarta, 2006. Pameran kelompok terakhir, “Manifesto”, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 2008.
LS wafat meninggalkan seorang istri, B.M. Susanti, serta 4 anak.
WORKS (0)